Penyakit yang sulit disembuhkan, biasanya yang bersangkutan "putus asa," namun bagi orang yang beriman, tentu akan mengambalikan persoalan penyakitnya kepada Tuhannya.
Jika makna shalat bagi kehidupan akhirat adalah banyak diketahui oleh banyak orang, karena shalat merupakan jalan menuju Tuhannya yang paling utama. Terbukti, Rasulullah Muhammad SAW ketika dipanggil Tuhannya pada saat isra’ dan mi’raj adalah untuk menyebarkan perintah shalat kepada umatnya. Seorang Mukmin akhirnya diwajibkan memunaikan shalat wajib lima kali sehari semalam. Peristiwa isra’ dan mi’raj yang menjadi tonggak sejarah bagi Mukmin untuk menunaikan kewajibannya kepada Tuhan adalah terangkum dalam makna shalat (pembahasan kronologis shalat dan isra’ dan mi’raj akan dikemukakan dalam bab tersendiri.)
Shalat khusyu’ dikerjakan dengan manajemen profesional, sebagaimana dalam peristiwa kehidupan sehari-hari. Misalnya seseorang yang setiap harinya berbisnis, tentu harus memahami manajemen bisnis. Jika bisnis dikerjakan dengan cara sesukanya, maka tidak akan diperoleh hasil yang maksimal, bahkan bisa saja merugi besar. Demikian pula jika seseorang berprofesi sebagai sopir, maka dalam mengemudikan kendaraan harus sesuai dengan manajemen yang berlaku. Bila tidak demikian, maka perjalanan akan terlambat atau tidak sampai, bahkan dapat kecelakaan yang berakibat kematian. Shalat pun harus dikerjakan dengan manajemen yang sudah dipola oleh Allah SWT yang selanjutnya disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Shallu kama roatumuni usholli “shalatlah sebagaimana (manajemen) aku shalat,” katanya. Manajemen shalat berarti bagaimana dapat memperoleh shalat yang khusyu’ dan nikmat dengan berpegang teguh kepada bimbingan al-Qur’an dan tuntunan sunnah Rasulullah.
Oleh karena itu, untuk dapat mencapai shalat khusyu’ yang dapat memberikan pengaruh dan manfaat yang sangat banyak kepada pelakunya, bukanlah dilakukan dengan sambilan, asal-asalan, seadanya, sekadarnya atau biasa-biasa saja atau untuk pantas-pantas saja sebagaimana orang Islam lainnya shalat, bahkan tergesa-gesa. Shalat khusyu’ itu hanya dapat diperoleh jika dikerjakan dengan penuh persiapan, ketenangan, kesungguhan, kesabaran dan keyakinan. Modal dan langkah-langkahnya sebagai berikut:
Jadikan shalat sebagai kepentingan yang utama bukan sekedar memenuhi panggilan, karena kewajiban;
- Bersikap mau menerima pelajaran agama, bukan malas mendengarkan pelajaran agama, baik di majelis ta’lim, mesjid maupun siaran televisi dan radio;
- Mau mempelajari ilmu yang berkaitan tentang shalat;
- Memiliki disiplin tentang kegiatan shalat;
- Bertekad mau melaksanakan shalat dengan khusyu’;
- Menghilangkan kebiasaan maksiat dengan biasa bertaubat;
- Mulailah menghilangkan perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah SWT dan rasul-Nya, seperti maksiat dan kebiasaan buruk lainnya, dari yang paling ringan (riya dan mubadzir), seperti suka membuang-buang makanan.